KEGIATAN BELAJAR 1
A.
Lembar Informasi
Dalam
pembuatan gambar rencana bangunan khususnya bangunan gedung, harus selalu dilengkapi dengan
gambar penempatan pintu dan jendela
serta dilengkapi dengan gambar penjelasnya. Hal ini dimaksudkan agar :
1.
Dapat dipakai sebagai pedoman atau acuan didalam menghitung
volume
dan anggaran biaya yang dibutuhkan
untuk pembuatan dan
biaya pema-
sangan konstruksi pintu dan jendela dalam
suatu bangunan gedung.
2. Untuk dipakai sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pemasangan pintu dan jendela di lapangan agar sesuai dengan
rencana.
Dua
faktor tersebut diatas yang mengharuskan seorang ahli gambar (draftmen)
dituntut untuk dapat membuat gambar sebaik dan seteliti mungkin, sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang diberlakukan dalam gambar teknik.
B.
Lembar Kerja
1.
Fungsi
a. Pintu : Untuk jalan keluar
masuknya orang atau barang dari kamar yang satu ke kamar yang lain disebut
sebagai pintu dalam, dan keluar masuknya orang atau barang dari ruang dalam ke
ruang luar disebut sebagai pintu luar. Pintu luar juga berfungsi membantu
sirkulasi udara dan penerangan alam kedalam ruang.
b. Jendela : Untuk memasukkan cahaya
matahari kedalam ruangan dan membantu sirkulasi udara dalam ruang, sehingga
ruangan menjadi nyaman. Dari fungsi tersebut jendela perlu ditempatkan pada
dinding yang berhubungan dengan ruang luar
Pada jendela dengan kaca besar
berfungsi untuk mewujudkan adanya hubungan antara interior dan eksterior.
c. Jendela atas/tingkap : Untuk memasukkan cahaya
matahari dan membantu pertukaran udara luar dan dalam ruang, terutama pada
ruang-ruang kecil yang tidak berjendela.
d. Lubang angin/ventilasi : Untuk membantu pertukaran
udara luar dan dalam ruang pada saat pintu dan jendela dalam keadaan tertutup,
sehingga pergantian udara tetap berlangsung. Penempatan ventilasi yang baik
adalah dengan sistem silang supaya sirkulasi udara dapat menyebar keseluruh
ruangan. Baik dinding dalam maupun luar perlu adanya ventilasi, dimana
penempatannya tetap memenuhi persyaratan estetika.
2.
Cara Menentukan Ukuran.
Dalam menentukan ukuran, menggunakan
dasar pendekatan antara lain, fungsi dan aktifitas ruang, kapasitas ruang,
kebutuhan manusia akan oksigen dan sebagainya.
a. Luas lubang
penerangan/cahaya : Luas
pintu dan jendela tidak masuk dalam perhitungan .
? Untuk
kamar tidur 1/6 × luas lantai ruang
? Kamar
duduk 1/7 – 1/6 × luas lantai ruang.
? Sekolah
dan kantor 1/6 – 1/5 × luas lantai ruang.
? Rumah
sakit 1/6 - 1/5 × luas lantai ruang.
? Bengkel
1/6 - 1/3 × luas lantai ruang.
? Gudang
1/10 × luas lantai ruang
b.
Luas lubang ventilasi.
Dalam penentuan lubang ventilasi
luas pintu dan jendela tidakdi perhitungkan. Luas minimum lubang ventilasi
adalah :
antara
1/40 sampai dengan 1/10 ×
luas lantai ruang
c.
Lubang kusen pintu dan jendela.
Dasar pertimbangan penentuan ukuran
kusen pintu dan jendela adalah berdasarkan pada pendekatan fungsi ruang dalam
suatu bangunan dan tinjauan dari aspek estetika.Ukuran yang dipakai adalah ukuran
dalam, yaitu jarak tepi-tepi dalam kusen.
? Tinggi pintu : ditentukan berdasarkan tinggi orang
normal 1,60 m ditambah tinggi bebas 0,40 m sampai dengan 0,60 m.
? Lebar pintu : ditentukan berdasarkan
tempat dan fungsinya.
Untuk pintu KM/WC : antara 0,60 m
sampai dengan 0,70 m.
Kamar tidur : 0,80 m
Kamar tamu : 1,00 m sampai dengan 1,20
m
Pintu utama kantor : sampai 3,00 m
Untuk garasi, gudang : Tinggi
kendaraan ditambah 0,40 s/d 0,60 m. Tinggi
minimum 2,50 m. Lebar minimum 3,00 m
Untuk bangunan monumental : dengan
menggunakan skala monumental,
disesuaikan dengan proporsi
bangunannya.
? Tinggi Jendela : tinggi ambang atas jendela dibuat sama
dengan tinggi ambang atas pintu agar tampak serasi. Tinggi ambang bawah dari
kusen jendela disesuaikan fungsi ruang.
Untuk ruang tidur : 0,80 m s/d 1,20 m
dari lantai.
Untuk ruang tamu, keluarga : 0,20 m
s/d 0,40m agar ruangan memperoleh penerangan sebanyak-banyaknya.
Untuk ruang-ruang sekolah dibuat
setinggi 1,30 m dari lantai agar para peserta diklat tidak dapat melihat
keluarsaat pelajaran berlangsung.
3.
Ukuran Kayu
Ukuran kayu yang sering dipergunakan
untuk kusen : 6/12, 8/12, 8/14,10/15 dsb. Untuk ukuran yang tidak ada dalam
perdagangan, harus memesan sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki.
Ukuran kayu untuk daun dan panil :
3/10, 3/12, 3/30, 4/30, 2/20.
4.
Jenis Kayu di Perdagangan
Kayu yang dipergunakan untuk pembuat
kusen maupun daun harus memenuhi persyaratan teknis diantaranya adalah : kadar
lengas rendah, awet, kembang susutnya kecil, tidak banyak mata kayunya, mudah
dikerjakan. Untuk kayu yang akan ditampilkan secara natural harus memiliki
serat dan tekstur yang baik. Kayu yang ada diperdagangan : Jati, kamper,
bangkirai, merbau dsb.
5.
Konstruksi Kusen Pintu dan Jendela.
Macam kusen pintu dan jendela.
a. Kusen pintu tunggal : untuk satu
daun pintu
b. Kusen pintu tunggal dengan ventilasi
: menggunakan ventilasi atas
c. Kusen pintu dobel : untuk dua daun
pintu
d. Kusen pintu gendong : Kusen
pintu yang menyatu dengan kusen
jendela.
e. Kusen pintu lipat : kusen untuk
pintu garasi.
f. Kusen jendela : untuk satu daun
jendela
g. Kusen jendela dobel : untuk dua
daun jendela
h. Kusen jendela dengan ventilasi :
dengan ventilasi pada bagian atas.
6.
Nama Bagian Kusen dan Fungsinya
Gambar 1.
a. Angker : besi Æ 3/8’” panjang 20 cm, kait
ujung 5 – 10 cm untuk memperkokoh kedudukan kusen pada tembok.
b. Sponning : tempat
menempel daun pintu pada kusen, berfungsi juga sebagai penutup celah, dalam
1-1,5 cm, lebar 3-4 cm menyesuaikan ketebalan daun pintunya.
c. Sponning kapur : menciptakan
daya ikat antara kusen dengan tembok, lebar dibuat 3-6 cm, kedalaman 1-2 cm.
d. Sponning plesteran : penutup
celah susut kayu dan celah antara kusen dengan tembok berukuran 1x1 cm.
e. Kupingan : Untuk
memperkokoh kedudukan dan
ikatan kusen dengan tembok bagian atas . Ukuran panjang 10-15 cm
f. Duk/Neut : Campuran
beton pada bagian bawah kusen berbatasan dengan muka lantai, mencegah masuknya
air kedalam kayu kusenmelalui kepala kayu.
7.
Gambar Kusen Pintu dan Jendela.
Dalam menggambar kusen pintu dan
jendela yang perlu diperhatikan adalah :
a. Macam /type kusen pintu dan jendela
b. Ukuran tinggi dan lebar lubang
kusen pintu dan jendela
c. Bentuk-bentuk yang bersifat
spesifik yang perlu diberi gambar penjelas.
d. Skala gambar :
? Untuk
gambar rencana latihan skala 1 : 10
? Untuk
gambar lapangan skala 1 : 20
? Untuk
gambar detail/penjelas skala 1 : 5 s/d 1 : 2 tergantung besar kecilnya benda
sebenarnya.
e. Untuk gambar rencana menggunakan
potongan dua arah.
Untuk gambar detail dibuat tiga
pandangan lengkap dengan ukurannya.
Gambar 2.
Kusen Pintu Tunggal dan Detailnya.
Gambar 3.
Hubungan Tiang Ibu Pintu dengan Ambang
Atas
Gambar 4.
Kusen Pintu Tunggal dengan Ventilasi
Gambar 5.
Kusen Pintu Dobel.
Gambar 6.
Kusen Pintu Gendong.
Gambar 7.
Kusen Pintu Lipat.
Gambar 8.
Kusen Jendela Tunggal.
Gambar 9.
Kusen Jendela dobel
Gambar 10.
Kusen Jendela dengan Ventilasi.
8.
Ventilasi dan Penerangan Atas
Macam ventilasi dan penerangan atas
a. Ventilasi tunggal.
b. Ventilasi kombinasi penerangan atas
c. Penerangan atas jungkit.
Gambar 11.
Ventilasi Tunggal
Gambar 12.
Ventilasi Kombinasi Penerangan Atas.
Gambar 13.
Penerangan Atas Jungkit.
9.
Daun Pintu dan Jendela.
a. Macam daun pintu dan jendela.
1). Daun pintu/jendela klam
2). Daun pintu/jendela panil
3). Daun pintu /jendela krepyak/yalusi
4). Daun pintu / jendela kaca
5). Daun pintu / jendela kombinasi
panil krepyak
6). Daun pintu / jendela kombinasi
panil kaca.
7). Daun pintu dengan play wood.
b.
Lebar daun pintu
Lebar daun pintu disesuaikan
dengan lebar kusennya. Untuklebar kusen 0,60 – 1,00 m biasanya dibuat daun
pintu tunggal, sehingga ukuran lebar daun = ukuran dalam lebar kusen ditambah 2
x ukuran kedalaman sponning yaitu antara 2 – 3 cm.
Untuk lebar kusen pintu 1,20- 1,40
m biasanya daun pintu dibuat dobel. Sehinga ukuran lebar daun pintu = ½ x lebar
dalam kusen + kedalaman sponning 1 s/d 1,5 cm.
Untuk daun pintu lipat dan pintu
sorong lebar daun ditentukan berdasarkan lebar kusen kemudian dibagi menjadi
beberapa bagian yang sama, misal untuk lebar kusen 3,00 m, apabila jumlah daun
ada 5 buah, maka masing–masing daun lebarnya = ( 300 + 2 ) cm : 5 = 60, 4 cm.
Untuk kusen di atas lebar 3,00 m sudah
harus menggunakan pintu sorong (sliding door).
c.
Lebar daun jendela.
Lebar daun jendela ditentukan oleh
lebar dalam kusennya. Untuk jendela tunggal lebar daun = lebar dalam kusen + 2
s/d 3 cm.
Untuk jendela rangkap lebar daun = ½ x
lebar kusen + 1 s/d 1,5 cm.
d.
Macam daun pintu dan jendela menurut penggunaannya.
1). Untuk ruang tamu : daun pintu
panil kayu, panil kaca, kombinasi kayu dan kaca, daun pintu krepyak.
2). Daun jendela biasanya menggunakan
jendela kaca.
3). Untuk ruang tidur : daun pintu
panil kayu, daun pintu play wood.
4). Daun jendela panil
kaca, untuk keamanan dapat menggunakan daun jendela krepyak
5).Untuk gudang : daun
pintu panil, pada rumah sederhana menggunakan
6). daun pintu klam.,
jendela menggunakan penerangan
atas dan
ventilasi.
7). Untuk kamar mandi/wc :
Menggunakan pintu panil atau pintu klam, penerangan dan ventilasi atas.
8). Untuk gedung perkantoran ;
menggunakan daun pintu panil atau daun pintu kaca lebar, jendela mengunakan
kaca lebar , untuk keamanan kadang diperkuat dengan teralis besi.
9). Untuk bangunan sekolah, pada
bangunan lama banyak menggunakan daun pintu panil kombinasi krepyak dan jendela
krepyak, sekarang banyak menggunakan pintu panil atau panil kombinasi kaca.
10). Untuk jendela menggunakan daun
jendela kaca.
e.
Bagian-bagian utama pada konstruksi daun pintu dan jendela.
1. Setiap daun pintu dan jendela
minimal memiliki 4 ambang yaitu dua ambang tegak dan dua ambang datar. Tebal
ambang dibuat sama dengan lebar sponning daun antara 3 s/d 4 cm.
2. Untuk pintu panil biasanya
diperkuat dengan ambang datar tengah.
3. Ambang datar bawah dibuat lebih
besar dari ambang datar tengah dan atas dikarenakan ambang datar bawah menahan
beban berat sendiri daun pintu.
4. Sambungan ambang datar dan
ambang tegak menggunakan sambungan pen dan lubang yang diperkuat dengan spat
pen. Tebal pen diambil 1/3 dari ukuran tebal ambang.
5. Fungsi spat pen adalah
disamping untuk merapatkan sambungan, berfungsi juga untuk memperluas bidang
patahan, mengingat daun pintu dan jendela merupakan konstruksi yang bergerak,
tinggi spat pen dibuat ¼ x lebar ambang .
6. Pertemuan bagian dalam
ambang biasanya dibuat verstek dengan kemiringan sudut 450, yang
berfungsi juga menjaga agar sambungan bagian dalam tetap rapat.
Gambar 14.
Konstruksi Utama daun Pintu dan
Jendela.
Gambar 15.
Ambang Tengah dan Ambang Bawah.
23
Gambar
16. Daun pintu klam
1.
Pintu klam terdiri dari
deretan
papan klam
yang
diperkuat
dengan
klam. Letak klam
dapat
horisontal, atau
kombinasi
horisontal dan
diagonal.
2.
Tebal papan klam 1,5
s/d
2 cm, lebar papan
klam
kurang dari 15
cm,
bila terjadi
penyusutan
tidak
menimbulkan
celah
lebar.
tebal klam 2,5
s/d
3 cm, lebar 12 s/d
15
cm.
Gambar
17. Daun Jendela Klam
1.
Memiliki dimensi sama
seperti
daun jendela pada
umumnya.
2.
Merupakan deretan papan
klam
dengan tebal 1 -2 cm.
3.
Diperkuat dengan klam
tebal
2,5 - 3 cm , lebar 12
-15
cm.
24
Gambar
18. Daun pintu panil
1.
Ukuran panil menggunakan
tebal
papan 3 – 3,5 cm,
kedalaman
alur panil dibuat
minimal
1cm, bila terjadi
penyusutan
kayu, daun
pintu
tidak akan bercelah.
2.
Bentuk panil dapat dibuat
bervariasi,
seperti pada
pintu
klasik, panil dapat
diberi
hiasan bentuk profil.
Gambar
19. Daun Jendela Panil
1.
Jendela panil terdiri dari
ambang
atas, ambang
bawah
dan samping.
Dimensi
ambang 3,5 /10
cm.
2.
Papan panil menggunakan
tebal
papan 1,5 – 2 cm.
3.
Ambang bagian dalam dari
jendela
panil dapat diberi
ornamen
berupa bentuk
profil.
25
Daun
pintu krepyak Gambar 20.
1.
Krepyak berfungsi membantu
pertukaran
udara dalam ruang.
2.
Tebal krepyak menggunakan
papan
tebal 1,5 – 2 cm.
3.
Kemiringan krepyak membentuk
sudut
45?,
perhatikan cara
penarikan
krepyak bawah dengan
krepyak
atasnya.
Daun
Jendela Krapyak Gambar 21.
1.
Daun jendela krepyak
memiliki
fungsi sama dengan
daun
pintu krepyak, yaitu
membantu sirkulasi udarac.
Lubang kusen pintu dan jendela.
Dasar pertimbangan
penentuan ukuran kusen pintu dan
jendela adalah berdasarkan
pada pendekatan fungsi ruang
dalam suatu bangunan dan
tinjauan dari aspek estetika.
Ukuran yang dipakai adalah
ukuran dalam, yaitu jarak tepi-tepi
dalam kusen.
? Tinggi
pintu : ditentukan
berdasarkan tinggi orang
normal 1,60 m ditambah
tinggi bebas 0,40 m sampai
dengan 0,60 m.
? Lebar
pintu : ditentukan
berdasarkan tempat dan
fungsinya.
Untuk pintu KM/WC : antara
0,60 m sampai dengan
0,70 m
Kamar tidur : 0,80 m
Kamar tamu : 1,00 m sampai
dengan 1,20 m
Pintu utama kantor : sampai
3,00 m
Untuk garasi, gudang :
Tinggi kendaraan ditambah
0,40 s/d 0,60 m. Tinggi
minimum 2,50 m. Lebar
minimum 3,00 m
Untuk bangunan monumental :
dengan menggunakan
skala monumental,
disesuaikan dengan
proporsi bangunannya.
? Tinggi
Jendela : tinggi
ambang atas jendela dibuat sama
dengan tinggi ambang atas
pintu agar tampak serasi.
Tinggi ambang bawah dari
kusen jendela disesuaikan
fungsi ruang.
Untuk ruang tidur : 0,80 m
s/d 1,20 m dari lantai.
Untuk ruang tamu, keluarga
: 0,20 m s/d 0,40m agar
ruangan memperoleh
penerangan sebanyak-banyaknya.
4
Untuk ruang-ruang sekolah
dibuat setinggi 1,30 m dari
lantai agar para peserta
diklat tidak dapat melihat keluar
saat pelajaran berlangsung.
3. Ukuran Kayu
Ukuran kayu yang sering dipergunakan
untuk kusen : 6/12,
8/12, 8/14,10/15 dsb. Untuk
ukuran yang tidak ada dalam
perdagangan, harus memesan
sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki.
Ukuran kayu untuk daun dan
panil : 3/10, 3/12, 3/30, 4/30, 2/20.
4. Jenis Kayu di
Perdagangan
Kayu yang dipergunakan untuk pembuat kusen mau